Campaign: #MuslimsAgainstTakfiri

Jawaban Blog GenSyiah untuk IslamPos Soal Kisah "Di Zaman Rasul, Orang Syi'ah Suka Mencuri Sandal"

SUNNAH DEFENCE LEAGUE - Pada tanggal 14 Agustus 2013, salah satu media penebar fitnah Islampos.com memposting sebuah artikel yang berjudul, "Di Zaman Rasul, Orang Syiah Suka Mencuri Sandal". Dalam artikelnya, Islampos.com mengisahkan bahwa Syaikh Ahmad Deedat (semoga Allah merahmatinya) membuat ulama Syiah terheran-heran atas sikapnya. 

Namun pertanyaannya, benarkah kisah itu? Jikalau benar, dapatkah Islampos.com menyebutkan asal-muasal atau sumber dari kisah itu?


Sekarang, tinggal kita tunggu jawaban balik dari Islampos.com! Terima kasih

Mengapa Ideologi #ISIS Lebih Berbahaya bagi Sunni daripada Syiah?

Takfiri ISIS.
Sunnah Defence League - Pada pekan terakhir Agustus 2014 lalu, Lebanon menyaksikan peristiwa yang mengejutkan: seorang bintara berpangkat sersan bernama Ali al-Sayyed yang bermazhab Sunni mati tersembelih. Awal September ini, pemerintah Lebanon memastikan mayatnya untuk kemudian diserahkan kepada keluarganya.

Pertanyaannya, mengapa milisi militan Sunni gabungan Jabhat Al-Nusro dan ISIS yang selama dua bulan belakangan menguasai Ersal memenggal sersan yang bermazhab Sunni terlebih dahulu dan bukan yang bermazhab Syiah? Mengapa di antara 28 tahanan yang ada dalam genggamannya mesti al-Sayyed yang disembelih?

Logiskah kelompok-kelompok jihadis yang selalu mengusung slogan pembelaan terhadap Sunni itu justru mengeksekusi mati sandera Sunni terlebih dahulu? Pesan apa yang ingin mereka sampaikan? Dan terakhir, adakah peluang negosiasi dan kompromi dengan kelompok-kelompok ekstremis seperti ini?

Radwan Mortadha, jurnalis investigatif dari Al-Akhbar yang membidangi gerakan-gerakan ekstremis, mencoba mencari rangkaian jawabannya. Sebelum menukik pada inti persoalan, Mortadha melansir bocoran percakapan yang menyebar di media sosial antara anggota Hay’at Ulama Al-Muslimin (setara dengan MUI di Lebanon), Syeikh Adnan Umama, dan asisten ulama salafi terkenal, Dai al-Islam al-Shahhal. Dalam percakapan itu, Umama berkomentar soal penyembelihan al-Sayyed begini, “Sialnya, kejadian itu benar adanya. Mereka ini musuh-musuh yang bersembunyi di balik kedok agama, dan pimpinan mereka lebih keji daripada rezim Suriah dan semua musuh yang lain. Mereka telah memulai dengan kita.”

Maksud Syaikh Umama dengan “kita” dalam komentarnya tak lain adalah komunitas Sunni Lebanon. Kejadian itu memang akhirnya menggugah banyak kalangan ulama, politisi, aktivis dan tokoh Sunni Lebanon yang semula ragu-ragu memerangi takfirisme kini berani tampil terdepan. Mereka tak bisa menerima fakta mengapa gerombolan jihadi takfiri itu justru memulai penyembelihan sersan Sunni dari sekian banyak tentara Lebanon yang ditahan dari berbagai kelompok agama dan mazhab.

Menurut sejumlah sumber Al-Akhbar, gerombolan takfiri itu menentukan pilihannya berdasarkan pijakan syariat dan politik. Secara politik, mereka percaya bahwa “membunuh tentara Syiah tidak banyak membantuk tujuan mereka sebagaimana pembunuhan atas tentara Sunni. Bahkan, aksi seperti itu akan menjadi senjata memakan tuan lantaran ia bakal semakin merapatkan barisan Syiah di belakang Hizbullah.” Dan tentu saja mereka punya argumen bahwa “ikatan dan persatuan Syiah dalam meraih tujuan mereka lebih kuat dibanding dengan Sunni, yang mereka anggap lemah dan terpecah-belah.”

Tapi, argumen politik di atas tidaklah menentukan dalam pengambilan putusan akhir. Yang lebih menentukan dalam pilihan mereka ialah argumen syar’i yang menjadi asas dalam pola pikir gerakan-gerakan takfiri yang sebenarnya. Mereka percaya bahwa “tentara Sunni Lebanon adalah golongan murtad, sedangkan tentara Syiah adalah kafir.” Yang murtad mendapat hukuman mati dengan cara yang mendahului dan melampaui hukuman bagi yang kafir.

Menurut sumber-sumber yang dekat dengan gerombolan ISIS di Qalamoun, mereka memandang “tentara Syiah sebagai kafir lantaran penyimpangan dalam akidah dan keyakinan mereka.” Sebaliknya, tentara Sunni sebenarnya adalah seorang Muslim. Tapi, karena ia bergabung dengan angkatan bersenjata Lebanon, maka ia wajib dihukumi sebagai murtad. Angkatan bersenjata Lebanon—dan semua angkatan bersenjata lain di dunia—dalam pandangan gerombolan ini adalah “golongan setan yang harus dinyatakan kafir, diperangi, dan dibersihkan dari masyarakat Muslim.”

Dalam keyakinan golongan takfiri, karena tentara Sunni berbuat murtad (keluar dari Islam), maka mereka harus dihukum mati. Dan bahwa membuhuh kaum murtad harus didahulukan daripada membunuh kaum kafir. Bagi gerombolan takfiri, “Syiah tidak dibolehkan memeluk Islam, dan karenanya, satu-satunya solusi bagi mereka adalah kematian.”

Namun demikian, pembunuhan atas Sunni yang murtad wajib didahulukan atas kaum kafir dan bahwa yang murtad ini tidak diterima tobatnya berdasarkan ayat-ayat berikut: “Sesungguhnya orang-orang kafir sesudah beriman, kemudian bertambah kekafirannya, sekali-kali tidak akan diterima taubatnya; dan mereka itulah orang-orang yang sesat.” (QS Alimran: 90).

Mereka juga berpijak pada biografi Khulafa Al-Rasyidun, terutama khalifah pertama Abu Bakar, yang menghentikan semu aoperasi militer terhadap kaum kafir untuk dapat memusatkan kekuatan memerangi kaum murtad yang keluar dari Islam setelah wafat Nabi.

Marilah kita sejenak kembali ke persoalan kita di Indonesia sendiri. Kelompok takfiri, yang mengkafirkan Syiah dan Ahmadiyah, secara naluri dan pola pikir juga akan mengkafirkan mayoritas Muslim Indonesia. Orang-orang seperti Ahmad bin Zein Alkaff, Farid Okbah dan sejumlah pimpinan MUI yang ingin seenaknya mengkafirkan Syiah tidak lama lagi juga akan mengkafirkan yang lain, dan pada gilirannya mayoritas yang tidak ikut tunduk patuh pada mereka.

So, pengkafiran ini hanya cara mereka mendominasi, menundukkan orang lain, dan juga memuaskan hasrat mereka berkuasa secara picik dan kroco. Jika mereka memang kesatria, tentu kontestasi demokratis melalui pemilihan umum akan menjadi pilihan. Tapi, jiwa mereka yang kroco hanya ingin perhatian, kekuasaan, dominasi dan hegemoni dengan cara yang lucah, vulgar, licik dan picisan, yakni merendahkan dan mengkafirkan yang lain sehingga seolah-olah mereka ini punya kedudukan yang setara dengan para nabi dan pejuang. Padahal, semua juga tahu siapa mereka ini, dan kekuatan mana yang memanfaatkan mereka. []

Sekilas Pengaruh Wahabisme di Indonesia

1. Serangan pertama Wahhabisme ke Indonesia diduga terjadi pada 1804, ketika tiga orang yang berhaji pulang dari Mekah ke Sumatera Barat
 
2. Ketiganya memulai gerakan radikal, yg kadang-kadang disertai dengan kekerasan, pemurnian agama dan sosial
 
3. Bbrp analis Belanda yakin mrk tlah dipengaruhi ide-ide Wahhabi slm pendudukan kawanan asal Najd (skrg Riyadh) itu menduduki Mekkah 1803
 
4. Asumsi ini diadopsi sebagian besar penulis Indonesia kemudian, meskipun bukti-buktinya sangat tipis dan ada banyak indikasi sebaliknya
 
5. Komunitas warga Indonesia yang jumlahnya besar di Mekah menjadi sarana pengetahuan tentang Wahhabisme mencapai Indonesia
 
6. Namun komunitas itu sendiri tampaknya tetap kebal terhadap pengaruh Wahhabisme, apalagi doktrin sesat dan ajaran kekerasannya
 
7. Wahhabisme jadi isu hangat yg diperdebatkan setelah penaklukan kedua Mekkah (bhkn Hijaz scr keseluruhan) oleh gerombolan Wahhabi pd 1924
 
8. Ini secara tidak langsung memunculkan organisasi tradisionalis utama yg kita banggakan sampai skrg, Nahdlatul Ulama
 
9. Tujuan utama organisasi ini: bela keyakinan & praktik keislaman tradisional yg diserang Wahhabi: tawasul, ziarah, tarekat, taklid, fikih
 
10. Medio abad XX dicirikan perdebatan sengit seputar praktik2 tradisional yg memperhadapkan kaum ekstrim Wahhabi vs tradisionalis moderat
 
11. Kenyataannya, hanya sedikit pengaruh langsung Wahhabisme [versi Saudi] pada pemikiran kaum reformis Indonesia hingga 1970-an
 
12. Meski ada pula konvergensi tertentu sprt gerakan puritanisme ala Persatuan Islam (PERSIS)
 
13. PERSIS mengembangkan ide-ide rigid Salafisme yang nyaris diisolasi dari Timur Tengah kontemporer
 
14. Tp ia berkembang ke arah posisi yg nyaris tak dapat dibedakan dari kalangan yg secara internasional disponsori oleh Kerajaan Arab Saudi
 
15. Rubrik fatwa dalam jurnal terbitan PERSIS, al-Muslimun, merupakan indikasi pendekatan Salafisme ketat yang diadopsi organisasi ini
 
16. Perkembangan politik ini mendorong aktivis Indonesia (terutama Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia/DDII) kerjasama lebih erat dg Arab Saudi
 
17. DDII melakukan itu via lembaga pembesar agama Wahhabi Arab Saudi, Rabitah, sjk akhir 1960an
 
18. Tapi secara ideologis, mereka tetap lebih dekat dengan Ikhwanul Muslimin ketimbang dengan Wahhabisme
 
19. Pembesar Saudi mensponsori (scr finansial) aksi2 pendidikan (sprt dirikan LIPIA, beri dana pd DDII dll), bhkn di kalangan tradisionalis
 
20. Efeknya, fikih Hanbali yg cenderung ekstrim & ngasal geser fikih Syafi'i yg moderat & apik di sejumlah pesantren tradisional (madrasah)
 
21. Pd 1980-an & 1990-an, pasar buku murah Indonesia dibanjiri buku2 anti-Kristen, anti-Syiah, anti-Ahmadiyah, dan anti-liberal
 
22. Kebanyakan buku2 itu berasal & dibiayai dr Arab Saudi & Kuwait yg mulai intensif sebarkan ideologi Wahhabinya ke slrh dunia & Indonesia
 
23. Dengan cara itulah, Kedutaan Besar Kerajaa Arab Saudi mulai campur tangan dalam perdebatan agama di Indonesia
 
24. Bahkan ada kalangan curiga, keterlibatan Kerajaan Arab Saudi jd proyek awal membangun opini publik bhw Wahhabisme adlh Islam plg otentik
 
25. Saat itulah bermula "pembajakan" agama Islam, seraya menghapus pelangi mazhab Islam dg teriakan bidah, musyrik, thogut, hingga kafir
 
26. Lulusan lembaga2 pendidikan (indoktriner Wahhabisme) Saudi meningkatkan debat publik ke arah yg cenderung negatif, bias,cetek,distortif
 
27. Dekade akhir rezim Suharto memberi jenis "Islam" (hasil bajakan) yg dianggap tak membahayakan rezim ini, tempat berlabuh yang luas
 
28. Sejak jatuhnya Suharto, beberapa kelompok ekstrim Wahhabi memperoleh pengaruh yang tidak proporsional, makin gahar, dan merajalela
 
29. Salah satunya, Laskar Jihad, yang paling langsung dipengaruhi ideologi Wahhabisme kontemporer yg mulai terjun dlm aksi teror
 
30. Para pemimpinnya, trmsk Ja'far Umar Talib (yg sumpah ingin mati sbg Wahhabi) prnh belajar langsung ke tokoh2 Wahhabi seperti Bin Baz
 
31. Kawanan primitif dan kaku ini menjadi yang pertama di Indonesia yang menolak pemilu berdasar doktrin agama [Wahhabi]
 
32. Gerombolan ini juga mengadopsi sejumlah posisi lain yang membedakannya dari kelompok-kelompok Salafi non-Wahhabi
 
33. Selain pula cara berpakaian dan berpenampilan yg seolah ingin putar jam sejarah sprt celana cingkrang, jenggot yg dipaksakan, gamis, dll
 
34. Dlm bid politik, sprt kewajiban "jihad" yg dipahami skdr adu otot drpd adu otak & mobilisasi massa utk perang atas nama agama di Maluku
 
35. Bbrp pihak yakin, gerakan sok-jihad yg diklaim bnyk tokoh justru permalukan Islam ini, jadi gerakan formal takfiri awal di Indonesia
 
36. Setelah itu, bermunculan bak cendawan di musim hujan, pelbagai kawanan lain yg jauh lbh takfiri sprt Majelis Mujahidin Indonesia (MMI)
 
37. MMI dibentuk godfather teroris Asia Tenggara, Abu Bakar Baasyir, yg pimpin madrasah ekstrimis Ngruki Solo yg bnyk produksi teroris
 
38. Sebut saja bbrp otak dan pelaku bom bunuh diri di Bali 2002 hingga 2005 di Jkt, jg bbrp teroris ISIS yg tewas baru2 ini di Irak & Suriah
 
39. Beda pola pandang dg bbrp kolega terornya, Baasyir lalu hengkang dr MMI dan membentuk sel terorisme baru Jamaah Ansharut Tauhid (JAT)
 
40. Belum lama duduk di tahta "khalifah" JAT, Baasyir dikepung dan diciduk aparat keamanan di jalan dg tuduhan berlapis terkait UU Terorisme
 
41. MMI yg ditinggalkannya diambil alih Abu Jibril yg konon bahasa Arabnya pas2an , tak punya latar belakang religius, & diteruskan adiknya
 
42. Pada 10 Muharram kemarin (2014), Abu Jibril dkk menyatroni jamaah Muslim Syiah yg sdg memperingati Asyura di Kelapa Gading Jakarta
 
43. Mereka teriak2 dan menantang berkelahi, yg tidak dilayani umat Muslim Syiah yg lbh memilih khusuk mengikuti acara peringatan itu
 
44. Menariknya, saat ia bergerombol di dpn lokasi acara yg dijaga aparat, berkibar bbrp bendera ISIS yg saat itu brutalismenya belum populer
 
45. Di wilayah timur, muncul gerakan teror Wahhabi afiliasi kawanan teroris yg dibentuk AS, al-Qaeda, utk lawan Soviet di Afghanistan
 
46. Gerakan yg terkenal sadis itu dikenal dengan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yg dikomandani buron teroris plg dicari kepolisian, Santoso
 
47. Terakhir, baik JAT maupun MIT sama2 telah menyatakan pengakuan dan kesetiannya pada ISIS dan "khalifah jadi2annya" yg dikenal dg baiat
 
48. Santoso baiat di belantara Poso, SulSel, smtr Baasyir baiat dalam penjara yg bakal dihuninya puluhan tahun ke depan, jika msh hidup :-)
 
49. Kesimpulannya, akar terorisme cap agama (khususnya "Islam") adlh Wahhabisme, shg menumpas terorisme hrs dimulai dr enyahkan Wahhabisme
 
50. Sekian kultuit WCC, semoga bermanfaat buat kita semua, salam.
 
Oleh: @WahhabiCC.

Jawaban LiputanIslam.com untuk Arrahmah.com Soal HUT Republik Islam Iran di Indonesia

SUNNAH DEFENCE LEAGUE - Situs Arrahmah .com kembali menyebarluaskan kebohongan dan pemutarbalikkan fakta, melalui artikelnya "Menggugat peringatan HUT Republik taqiyah Iran oleh kaum Syi’ah di Indonesia: gerakan Khomeiniyah dan Zionisme".

Karena di dalamnya, banyak kebohongan yang bisa diungkap, kami (LiputanIslam.com, Red) akan membahasnya dalam beberapa artikel terpisah.

Selengkapnya:

Sekarang, tinggal kita tunggu, apa jawaban balik dari Arrahmah.com, dengan catatan, itupun kalo Arrahmah.com bisa menjawabnya. 

Sesuai dengan tagline LiputanIslam.com, mari share berita terpercaya, bukan hoax. Terima Kasih

Alasan Menjadi Pengikut Ajaran Takfiri

SUNNAH DEFENCE LEAGUE - Salah satu ancaman terbesar yang dihadapi umat Islam saat ini adalah gerakan Takfiri. Wahabi Takfiri yang dibangun atas dasar akidah-akidah sesat Ibnu Taimiyah dan Muhammad ibn Abdul Wahhab, menuding kaum Muslim di luar mereka sebagai musyrik dan mengeluarkan fatwa pembunuhan. Teroris Takfiri – yang didukung oleh beberapa negara Arab di Timur Tengah dan kekuatan-kekuatan dunia – berupaya untuk menciptakan perpecahan di dunia Islam dan konflik di kawasan serta melakukan pembantaian kaum Muslim dan penyimpangan akidah.

Saat ini, pembantaian luas dan mengerikan terjadi di Suriah seiring meningkatnya aktivitas kelompok Takfiri. Kejahatan itu menyesakkan nafas setiap orang yang merdeka dan para penyembah Tuhan. Takfiri atas nama Islam – agama yang penuh cinta dan kasih sayang – melakukan kekerasan sadis dan merusak citra Islam. Padahal, aksi-aksi mereka sepenuhnya bertentangan dengan ajaran Islam. Menurut perspektif para cendekiawan Muslim, mengontrol dan menghancurkan gerakan Takfiri merupakan urgensitas utama dunia Islam.

Perilaku yang jauh dari aroma kemanusiaan dan kebuasan para anasir Takfiri – seperti membantai wanita dan anak-anak – telah memunculkan sebuah pertanyaan tentang bagaimana seorang individu bisa bertindak sekejam itu? Lalu apa saja faktor yang melahirkan ajaran Takfiri? Rektor Universitas Pendekatan Antar Mazhab Islam di Iran, Doktor Ahmad Moballeghi menilai ada beberapa faktor utama yang melatari kemunculan Takfiri. Dalam pandangannya, kebodohan, kehidupan di tengah komunitas yang kering pemikiran, fanatisme buta, dan unsur-unsur kejiwaan dan psikologis, merupakan faktor penting munculnya gerakan Takfiri.

Menurut Doktor Moballeghi, anasir Takfiri tidak memiliki sebuah hubungan personal dan mesra dengan Tuhan sebagai sumber rahmat, kasih sayang, dan pencipta semua keindahan dan kebaikan. Ketaatan dan hubungan mesra dengan Tuhan akan menciptakan kelapangan dada seseorang. Sikap lapang dada akan membentuk seorang individu menjadi penyabar dan pemikir, di mana pikiran-pikirannya mampu mengalahkan emosinya.

Manusia yang bertakwa dan taat tentu saja memiliki kelapangan dada. Mereka akan memperlakukan orang lain dengan cinta dan kasih sayang serta menjalin hubungan dengan Tuhan atas dasar cinta. Para pemuka agama Islam juga sering berbicara bahwa agama tidak lain kecuali cinta. Ajaran-ajaran Islam murni menciptakan sebuah kecintaan istimewa antara seseorang dengan Tuhannya dan ketika itu, orang tersebut akan menjadi poros kecintaan Sang Khalik. Kecintaan itu sama seperti wewangian yang menebarkan keharuman kepada orang-orang sekitar dan memberikan kabar gembira rahmat Tuhan kepada semua.

Jika hubungan dengan Tuhan bersifat dangkal dan pencitraan semata, maka amal ibadah tidak akan mengubah kondisi internal seseorang dan ia jauh dari aroma spiritualitas serta fenomena-fenomena keindahan kemanusiaan dan ketuhanan. Individu seperti itu secara perlahan akan terseret ke jurang bahaya seperti Takfiri. Anasir-anasir Takfiri – berbeda dengan spirit Islam yang mengutamakan keramahan dan siap untuk mengabdi kepada masyarakat – selalu berpikir untuk membunuh manusia-manusia tak berdosa.

Doktor Moballeghi mengatakan, "Kita mengharapkan para tokoh masyarakat Islam menyusun program untuk menciptakan sebuah perubahan fundamental dalam bentuk dan kualitas interaksi manusia dengan Tuhan. Manusia saat ini haus akan keindahan, cinta, dan kasih sayang. Ini adalah sesuatu yang hanya didapatkan dengan menjalin hubungan hakiki dengan Tuhan, bukan sebuah hubungan pencitraan."

Faktor lain yang menyebabkan seseorang terjebak dalam pemikiran Wahabi dan Takfiri adalah kehidupan di lingkungan yang keras dan fanatik. Masyarakat yang tumbuh di tengah lingkungan Wahabi, biasanya cendrung menolak kritik dan tidak memiliki kematangan berpikir. Mereka juga akan bersikap fanatik dan mengedepankan kekerasan. Fakta menunjukkan bahwa anasir-anasir Takfiri yang berperang di Suriah, umumnya berasal dari tengah masyarakat Wahabi seperti, Saudi Arabia dan negara-negara sekitar.

Doktor Moballeghi menuturkan, "Gerakan Takfiri berpotensi terbentuk di tengah masyarakat yang keras dan kaku. Kecintaan Tuhan tidak terdapat di hati yang keras. Tuhan di tengah mereka hanya sebagai instrumen untuk mempersulit semua hal… seorang Takfiri mengira bahwa ia dekat dengan Tuhan, padahal apa yang dimilikinya bukan agama. Ia tidak berinteraksi dengan Tuhan dan juga tidak memahami hukum-hukum agama. Ia tidak berhubungan dengan akhirat dan juga tidak takut terhadap neraka."

Doktor Moballeghi juga mengulas fenomena Takfiri dari kacamata spikologi dan memperoleh sebuah kesimpulan menarik. Dia percaya bahwa seorang Takfiri terjebak dalam sebuah kesempitan pemikiran, jiwa dan terjangkit Oedipus Kompleks dalam dirinya. Peneliti Islam ini mengatakan, "Seorang Takfiri terperangkap dalam sebuah kondisi kejiwaan yang membuatnya memandang masalah secara sempit. Kelompok Khawarij (pada masa Imam Ali as) juga seperti itu, mereka tanpa alasan telah menyiksa diri dengan perkara dunia dan agama. Padahal agama tidak sulit. Sebenarnya, ajaran Takfiri muncul dari ketiadaan pemahaman yang benar tentang agama."

Seorang Takfiri selain tidak memahami ilmu fikih dan akidah-akidah Islam, juga jauh dari prinsip-prinsip moral. Menghiasi diri dengan akhlak yang mulia termasuk di antara wasiat Rasul Saw dan Ahlul Bait as kepada umatnya, sebab akhlak mulia adalah pelembut jiwa dan hati seseorang. Menurut Doktor Moballeghi, Takfiri adalah dampak dari sikap amoral dan hilangnya prinsip-prinsip akhlak. Fenomena ini dapat disaksikan dalam aksi-aksi mereka yang mengedepankan teror dan kekerasan.

Salah satu motivasi Takfiri terlibat dalam perang dan kekerasan adalah untuk mendapatkan harta. Mereka meskipun mengaku sebagai "pejuang," tapi motivasi untuk memperoleh pendapatan di medan perang juga sangat penting bagi mereka. Pihak asing memberikan uang kepada para teroris Takfiri agar melakukan kejahatan di negara-negara Islam dan menyulut perang saudara di tengah kaum Muslim. Amerika Serikat, Israel, dan beberapa negara Arab menyediakan banyak dana dan senjata kepada kelompok-kelompok Takfiri. Mereka mengundang semua kelompok Takfiri dari seluruh dunia untuk mencegah kemajuan dan persatuan umat Islam.

Takfiri memperoleh dana terbesar dari pemerintah Arab Saudi dan pada dasarnya, mereka dipersenjatai dengan uang minyak Saudi. Seorang analis Amerika, Randy Short dalam wawancara dengan Press TV pada November 2013, menyinggung dukungan Saudi kepada kelompok Takfiri dan mengatakan, "Arab Saudi menggunakan uangnya untuk memutarbalikkan keadilan dan Islam serta menghalangi perubahan sosial. Mereka telah menghabiskan uangnya untuk mensponsori Takfiri di Suriah. Seharusnya mereka menggunakan uang itu untuk masyarakat miskin di Saudi daripada menghancurkan Suriah."

Kucuran dana dan fasilitas lain telah mendorong orang-orang dari berbagai suku bangsa untuk bergabung dengan kelompok Takfiri. Arab Saudi sebagai harapan banyak Muslim, justru mengadopsi kebijakan standar ganda dalam menangani isu terorisme dan konflik di Suriah, Bahrain, Yaman, Irak, dan Lebanon. Pada September 2013, Pusat Riset Militer dan Pertahanan Inggris dalam laporannya menyatakan bahwa sampai saat ini lebih dari 100 ribu teroris dari 83 negara dunia berperang di Suriah. Di antara teroris yang aktif di Suriah terdapat warga negara Eropa seperti Perancis, Jerman, Inggris, Swedia, Amerika, dan Mexico.

Mengenai bahaya kelompok Takfiri, Doktor Moballeghi mengatakan, "Kita perlu tahu bahwa jika narkoba bisa menghancurkan sebuah keluarga, maka Takfiri dapat menghancurkan sebuah umat dan Islam… jika para ulama merekomendasikan sebuah solusi seragam dan menetapkan sebuah dokumen tunggal sebagai parameter untuk bertindak, maka masalah tersebut akan hilang dari dunia Islam. Kita harus mengoptimalkan media dan diplomasi untuk menghancurkan Takfiri."